Koleksi Foto Lintang Ayu, Foto lucu, Foto anak, gambar anak, gambar lucu. Belajar Fotografi, Teknik Fotografi, Cara Membuat Foto Bagus, Mendapatkan Penghasilan Dengan Jual Foto Online, Informasi sekitar Digital Stock Photography – Online Stock Photography

Selasa, 26 Januari 2010

Focal Length – berapa meter jangkauan yang dicapai sebuah lensa?

Focal Length, berapa meter jangkauan yang dicapai sebuah lensa? Barangkali ini yang seringkali ditanyakan oleh para penghobi fotografi seperti saya. Pertanyaan yang lebih spesifik lagi misalnya adalah: “Dengan lensa 70-200mm, berapa meter maksimal jarak sebuah obyek ke foto?”, Pertanyaan seperti ini pasti sudah sangat umum sekali. Namun, yang perlu diluruskan di sini adalah, pada prinsipnya semua lensa tidak memiliki batas maksimal jarak yang bisa dicapai alias batasnya adalah tak terhingga (infinity). Pertanyaan yang sebenarnya lebih tepat adalah “Berapa meter jarak maksimal yang bisa dicapai lensa 70-200 sehingga obyek yang difoto dapat memenuhi frame?”. Istilah kerennya adalah seberapa besar obyek bisa masuk ke dalam field of view atau bidang pandang yang tampil pada view finder kamera.

Nah, kalau pertanyaannya seperti ini mungkin lebih mudah menjawabnya karena masing-masing lensa memiliki batasan masing-masing terkait dengan panjang fokus (focal length). Jadi, misalnya kita memotret obyek yang sama dengan dua lensa, katakanlah obyek pada jarak 10 meter dengan focal length lensa 17mm tentu hasilnya akan berbeda dengan pada saat kita menggunakan lensa dengan focal length 200mm.

Untuk mendapatkan gambaran yang tepat tentang ini, ada sebuah simulasi yang disediakan oleh website tamron, dimana pada simulasi tersebut kita bisa membayangkan kira-kira dengan jarak tertentu, berapa kemampuan sebuah lensa, atau jika kita menggunakan sebuah lensa, berapa jarak yang bisa dicapai untuk menghasilkan gambar penuh di dalam frame.

Kebetulan saya mempunyai contoh foto menggunakan lensa EF 70-200 f/4L. Pada foto berikut ini, 1 obyek saya ambil menggunakan 2 focal length yang berbeda yakni pada 70mm dan 200mm. Jarak antara saya dan obyek kira-kira s.d 10 meter. Saya kurang tahu pastinya, tapi yang jelas pada saat itu saya berada di seberang jalan 2 jalur yang bisa menampung 4 mobil sekaligus.

Belajar Ilmu Foto, Teknik Fotografi,

@70mm, f/5.6, 1/250sec, ISO-400

Belajar Ilmu Foto, Teknik Fotografi,

@200mm, f/5.6, 1/200sec, ISO-400.

Nah, dari kedua foto di atas dapat dibayangkan kira-kira berapa perbesaran yang bisa dicapai oleh sebuah lensa 70-200mm.

Secara keseluruhan, pilih DSLR Canon ato Nikon?

Barusan ada pembahasan di forum tentang pemilihan kamera digital antara Canon vs. Nikon dilihat dari sisi investasi secara keseluruhan. Seperti kita ketahui, pada saat kita memutuskan untuk membeli sebuah kamera DSLR, sudah barang tentu prosesnya tidak hanya akan berhenti pada pembelian kamera saja (body+lens kit). Pada awalnya mungkin dorongan untuk upgrade, nambah alat, aksesoris tidak begitu besar.. tetapi seiring dengan bertambahnya pengalaman, ilmu, pertemanan, dan baca-baca, kadang dorongan ini menjadi semakin kuat dan bahkan tidak bisa terbendung lagi. Sehingga, anggaran dana pembelian kamera yang pada mulanya hanya terbatas untuk body + lens kit akhirnya harus berubah total menjadi keseluruhan investasi yang bisa dibilang tidak murah.

Nah, kebetulan teman tadi mempunyai rencana untuk melakukan investasi secara total yaitu mulai pembelian body + kit, lensa tambahan, aksesoris, lighting, dan lain-lain. Saya sendiri kurang begitu tahu apa latar belakang pemilihan yang dia lakukan, tetapi dia hanya menekankan pada nilai ekonomis dari keseluruhan investasi yang akan diperoleh jika membeli kamera DSLR Canon atau Nikon.

OK, sekarang langsung saja kita bahas secara singkat. Di sini saya akan menguraikan tentang perkiraan anggaran yang harus dikeluarkan untuk investasi keseluruhan untuk bermain-main dengan kamera digital. Namun, kali ini uraian ini saya batasi pada 3 komponen utama yaitu body, lensa dan lighting. Pemilihan jenis kamera juga saya batasi antara entry level dengan semi pro, dan saya tidakakan mengutak-atik seri kamera full frame atau profesional.

Langsung saja, untuk entry level, di sini ada Canon EOS 450D dan Nikon D60. Dari sisi harga, 450D + lensa kit 18-55is + memory 4g dibanderol dengan harga Rp 8,295,000 dan D60 + lensa 18-55mm VR dibanderol dengan harga Rp 7,125,000. Selanjutnya, untuk semi, ada Canon EOS 50D dan Nikon D300. Dari sisi harga, 50D body only dibanderol dengan harga Rp 14.325.000 dan D300 dibanderol dengan harga Rp 18.949.900. Sekilas di situ terlihat jelas perbedaan harga-harga meski sebenarnya antara keempat lensa itu tidak bisa dibandingkan secara head to head karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya di sini tidak ingin berpihak pada sisi manapun, hanya memberikan gambaran kasar saja bagi yang ingin membeli kamera DSLR, dari kedua merk Canon dan Nikon, keempat kamera tersebut adalah yang bisa dijadikan pilihan.

Berikutnya, pertimbangan masalah lensa. Seperti diketahui, di dalam fotografi peranan lensa sangat penting karena melalui lensa inilah proses penangkapan gambar oleh sensor kamera bisa terjadi. Banyak yang mengajurkan untuk membeli body kamera entry level yang tidak terlalu mahal (misalnya antara memilhi EOS 450D vs. EOS 1000D) tapi dikompensasi dengan pembelian lensa yang premium. Nah, terkait dengan perhitungan total keseluruhan investasi, berikut ini adalah gambaran yang dapat saya ulas, meski sedikit semoga dapat membantu.

  • untuk lensa wajib 50mm f/1.8 untuk nikon harganya di kisaran Rp 1.2jt, untuk canon harganya di kisaran Rp 1jt
  • untuk lensa wide kelas menengah untuk Nikon ada 16-85mm seharga Rp 6,4jt, dan untuk Canon ada 17-85 mm seharga Rp 6,8jt.
  • untuk lensa wide kelas premium untuk Nikon ada 14-24mm f/2.8G ED (1.7x) AF-S seharga Rp 17,7jt, dan untuk Canon ada 16-35mm f/2.8L II USM seharga 17,3jt
  • untuk lensa makro Nikon AFS 105mm f/2.8 VR DX Micro G ED harganya 9,045,000 sedangkan EF 100mm f/2.8 Macro USM Harganya RP 6,4jt.
  • untuk lensa tele kelas premium nikon 70-200mm f/2.8G IF ED AF-S VR 18,jt, untuk canon ada 3 macem tapi berhubung di sini saya adalah pemakai Canon, saya jadi kurang tahu pasti mana yang patut disandingkan dengan lensa Nikon. Lensa tersebut adalah: 70-200mm f2.8 L USM seharga Rp 14,4jt; 70-200mm f2.8 L IS USM seharga Rp 21,2jt; 70-200mm f4 L USM 8,1jt; 70-200mm f4 L IS USM Seharga Rp 13,1jt.

Berikutnya ada lighting (flash). Lightingnya (flash external) untuk kedua kamera in berada di kelas medium, karena sifatnya portable.

Untuk Canon, ada :
Canon Speedlite 430 Ex II Flash Light 2.859.800
Canon Speedlite 580 EX II Flash Light 4.895.800
Untuk Nikon, ada:
Nikon SB 600 2.290.000
Nikon SB 800 3.450.000

Berikutnya, dari uraian di atas, kita ambil 1 sampel saja. Tarolah entry level yaitu 450D vs. D60. Kalo di itung-itung dari kebutuhan total kedua merk di atas, hasilnya adalah sebagai berikut.

Canon

Canon EOS 450D – kit 8,295,000
Lensa wajib 50mm 1,000,000
Lensa wide premium 17,300,000
Lensa Fix Macro 6,400,000
Lensa Tele premium 21,200,000
Flash 4,895,000
total 59,090,000

Nikon

Nikon D60 – kit 7,125,000
Lensa wajib 50mm 1,200,000
Lensa wide premium 17,700,000
Lensa Fix Macro 9,045,000
Lensa Tele premium 18,000,000
Flash 3,450,000
total 56,520,000

Selisihnya sekita 4-5jtan. Namun harus diingat, harga-harga di atas adalah pedoman kasar yang belum tentu sesuai dengan harga di lapangan.

Nah, sekarang tinggal kembali ke kejelian dan kebijakan pembaca sekalian dalam menentukan pilihan. Sekali lagi, tulisan ini bukan bermaksud memicu brandwar karena masing-masing merk (Canon vs. Nikon) punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik dari sisi teknologi, fitur, kenyaman penggunaan dan lain-lain. Uraian di sini hanya memperhitungkan pilihan dari sisi nilai ekonomis saja.

Sabtu, 16 Januari 2010

Jual Foto Online

Barangkali anda setuju bahwa sayang bila kegiatan fotografi hanya digeluti sebatas hobi. Kini, di era fotografi digital (digital photography) dengan dukungan teknologi internet, banyak peluang untuk menambah penghasilan bagi penggemar fotografi. Tak peduli amatir atau profesional. Ini merupakan salah satu cabang dari bisnis online yang sudah tidak perlu diragukan lagi.

123rf adalah salah satu situs yang berperan sebagai semacam agensi foto (photo agency) atau stock photos. Banyak orang dari seluruh dunia memuatkan (upload) atau memajang hasil memotret mereka di situs ini, dengan maksud menjualnya. Proses menjual foto (selling photo process) melalui 123rf.com amat mudah dan sederhana. Hanya melalui 3 tahap (step).
  1. Tahap 1: Mendaftar (sign up) di 123rf.com untuk menjadi anggota 123RF.
  2. Tahap 2: Upload foto anda. Log in, buka menu photograpers lalu klik "upload images". Selanjutnya 123RF akan menjualkan foto anda.
  3. Tahap 3: Lakukan terus menerus pemuatan (uploading/submitting) untuk mendapat bayaran lebih.


Berapa bayaran yang akan anda terima?
123RF akan membayar anda 50% dari tiap foto anda yang terjual alias diunduh (download) orang lain.

Cara untuk mendapatkan bayaran tambahan dari 123RF:
  • Mereferensikan kepada pembeli (Refer customers):

    Artinya anda telah membantu mempromosikan situs 123RF serta mengantarkan pembeli di situs ini. Jasa anda tersebut akan diganjar bayaran sebesar $0.36 per foto yang didownload oleh sang pembeli.

  • Mereferensikan kepada fotografer lain (Refer photographers):
    Artinya anda memberi referensi atau rujukan kepada teman atau kerabat anda untuk bergabung di 123RF. Ketika foto milik fotografer rujukan anda tersebut terjual, anda juga akan mendapat bayaran dari 123RF. Jumlahnya, 10% dari harga tiap foto yang terjual atau didownload pembeli.

Mudah-mudahan, dengan menjual foto secara online, hobi memotret bisa menguntungkan. Jual Foto Online tidaklah memerlukan modal bila sudah memiliki kamera digital. Kecuali modal komputer dan koneksi internet.
Joko Catur Jual Beli Foto
Selasa, 12 Januari 2010

Dapatkan Stok Foto Tekstur Gratis Di Texturevault

Dapatkan Stok Foto Tekstur Gratis Di Texturevault. Bagi seorang web designer atau graphic designer yang memerlukan stok tekstur sebagai background atau karya kreatif masing-masing, anda bisa dapatkan secara GRATIS di Texturevault.

Texturevault menyediakan foto tekstur berkualitas yang didukung oleh komunitas yang mengirimkan stok foto mereka. Anda sebagai member dapat mengirimkan serta menjual stok foto tekstur anda, serta anda dapat mendownload tekstur dengan gratis khusus untuk gambar dengan kualitas menengah, biasanya kualitas menengah digunakan untuk artikel atau blog. Bagi yang membutuhkan kualitas tinggi, anda cukup membayar $2 atau $4 untuk kualitas premium/High Quality Textures.

Daftarkan diri anda untuk mendapat akun gratis serta mendapat fitur "add to lightbox", rating tekstur, komentar, dan masih banyak lagi.

Bagi anda seorang fotografer, anda juga dapat mencari uang dengan cara meng-upload foto tekstur anda dan menjualnya serta mendapat 60% dari nilai penjualan foto anda.

Bagi pekerja affiliasi, silahkan mereferral website Texturevault dan anda akan mendapat 10% komisi untuk setiap referral yang masuk kualifikasi.

Website Texturevault dapat diakses di http://www.texturevault.net/





10 Tips for Shooting for Graphic Textures

Remnant Productions has ten tips for photographers to hone their texture skills:

1. Use side light: Side light will always bring out more significant texture than direct lighting.

2. Don’t get too fancy, but shoot with an angle. Remember that there is always a place for the seemingly unoriginal texture of dirt, but don’t be afraid to shoot that dirt from a variety of different angles and positions.

3. Remember that while the image is an essential piece of the work, it is not the only piece. Think about how well the image will blend with text, other images, and layout.

4. Shoot with the highest resolution possible. Graphic artists may take your image and magnify it to emphasize the texture in a piece. This is not possible if your image is low quality.

5. Shoot in unexpected places. Dumps and recycling facilities have a surprising amount of easy-to-spot textures. Metal, wood, plastics, rust – and all in a variety of conditions. These textures are invaluable to graphic artists.

6. Pay attention to color. Graphic artists pay special attention to color theory. As color communicates powerfully in design, be sure to do everything possible to unify the color schemes to your image, and make the color as vivid and vibrant as possible.

7. Look to the skies. A vivid blue sky or dark and stormy clouds always have a place in a graphic artists’ texture library. As these horizon images are often used as backgrounds, be sure to capture in a maximum resolution size.

8. Be a team player. If a graphic artist requests a shot, do whatever you can to understand exactly what he is looking for. Don’t complain if the shot you come back with doesn’t work. Always be willing to go back out and try again.

9. Specifically go for lack of detail. You don’t want a lot of variation in color or pattern. Keep it simple.

10. Shoot your textures in a series. Find a good patch of concrete? Get a series of that concrete in a variety of different places, angles, and position. Then you can offer it as a package.











Need high quality textures?
Visit texturevault.net for high quality royalty free texture images. Thousands of premium textures available at your fingertips.



10 Tips for Shooting for Graphic Textures


Remnant Productions has ten tips for photographers to hone their texture skills:

1. Use side light: Side light will always bring out more significant texture than direct lighting.

2. Don’t get too fancy, but shoot with an angle. Remember that there is always a place for the seemingly unoriginal texture of dirt, but don’t be afraid to shoot that dirt from a variety of different angles and positions.

3. Remember that while the image is an essential piece of the work, it is not the only piece. Think about how well the image will blend with text, other images, and layout.

4. Shoot with the highest resolution possible. Graphic artists may take your image and magnify it to emphasize the texture in a piece. This is not possible if your image is low quality.

5. Shoot in unexpected places. Dumps and recycling facilities have a surprising amount of easy-to-spot textures. Metal, wood, plastics, rust – and all in a variety of conditions. These textures are invaluable to graphic artists.

6. Pay attention to color. Graphic artists pay special attention to color theory. As color communicates powerfully in design, be sure to do everything possible to unify the color schemes to your image, and make the color as vivid and vibrant as possible.

7. Look to the skies. A vivid blue sky or dark and stormy clouds always have a place in a graphic artists’ texture library. As these horizon images are often used as backgrounds, be sure to capture in a maximum resolution size.

8. Be a team player. If a graphic artist requests a shot, do whatever you can to understand exactly what he is looking for. Don’t complain if the shot you come back with doesn’t work. Always be willing to go back out and try again.

9. Specifically go for lack of detail. You don’t want a lot of variation in color or pattern. Keep it simple.

10. Shoot your textures in a series. Find a good patch of concrete? Get a series of that concrete in a variety of different places, angles, and position. Then you can offer it as a package.

Read more: http://digital-photography-school.com/10-tips-for-shooting-for-graphic-textures#ixzz0cOvpPEPQ
Senin, 11 Januari 2010

100 Sumber Stock Image Gratis

100 Sumber Stock Image Gratis, benar-benar gratis. Jika anda sedang mencoba mendesain sebuah website atau blog, maka kemungkinan besar anda akan membutuhkan gambar berkualitas tinggi untuk kreasi anda. Tidak semua gambar yang ada internet boleh digunakan, hak milik suatu gambar dipegang oleh mereka yang membuat image tersebut. Agar kreasi anda tetap legal artinya anda harus membuat gambar anda sendiri untuk digunakan atau membelinya dari berbagai site stock images. Untungnya masih ada banyak sumber yang menyediakan image gratis untuk kita gunakan dan inilah beberapa diantaranya. Anda tak perlu khawatir atau ragu-ragu untuk menggunakan image dari situs-situs ini karena semuanya legal! Inilah 15 situs yang paling populer:
fotolia.com
dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com
istockphoto.com
texturevault.net

1.FreeFoto
FreeFoto.com mengklaim sitenya sebagai koleksi terbesar fotografi gratis di internet.

2. KAVEWALL
Memiliki kategori unik seperti tato, asap dan makanan.

3. Digital Dreamer
Anda dapat menemukan image bebas royalti disini.

4. Free Photos Bank
Site ini sering mengupdate stok foto terbarunya jadi kunjungilah secara reguler.

5. Free Digital Photos
Temukan fotografi bagus yang mudah didownload dri berbagai kategori seperti binatang, perayaan, rumah dan taman.

6. PD Photo
Banyak menampilkan image landscape dari AS.

7. Visipix
Tersedia lebih dari sejuta foto dan karya seni.

8. Cepolina
Di Cepolina anda dapat memilih untuk menyimpan foto sampai lima format yang berbeda.

9. DexHaus
Banyak pilihan foto bagus bisa anda temukan disini dan semua kategorinya disusun dengan baik.

10. FreeStockImages.net
Anda mungkin bisa menemukan foto apapun yang anda cari di site ini.

11. TurboPhoto
Turbophoto memiliki 10 kategori dan mencari foto high res menjadi sangat mudah.

12. Yotophoto
Sebuah site yang sangat terkenal, Yotophoto adalah site yang harus anda lihat.

13. Stockvault
Anda bisa mencari berdasarkan subyek foto atau foto yang terbaru atau foto yang terpopuler.

14. Dreamstime
Walaupun sebagian besar foto di site ini tidak gratis, tetapi Dreamstime juga menyedeiakan beberapa stok foto yang gratis.

15. Open Stock Photography
Site ini menawarkan lebih dari satu juta image untuk anda download dan gunakan semau anda.

Anda bisa melihat site-site gratis lainnya disini.

fotolia.com
dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com
istockphoto.com
texturevault.net
Anonim
Minggu, 10 Januari 2010

Kamera, Belajar Ilmu Foto

Kamera, Belajar Ilmu Foto

Kamera adalah alat mekanik (hardware) yang terdiri dari beberapa komponen peralatan yang di design sedemikian rupa sehingga mampu berfungsi sebagai perangkat yang mampu merekam gambar.

Beberapa jenis kamera, Belajar Ilmu Foto:

  1. Kamera range finder

    Kamera yang paling sederhana dan biasanya jenis kamera ini memiliki pengamat , langsung (direct vision camera). Hampir semua jenis kamera ini berukuran kecil, fasilitas yang terdapat dalam kamera ini sangat sederhana dan kamera ini hanya cocok untuk pemotretan dokumentasi pribadi.

    Contoh: Nikon Af 35 m, Canon Autoboy, Yashica, Minolta, Fuji MDL, dll.

  1. Kamera Single Lens Reflex (SLR) atau Refleks Lensa Tunggal (RLT)

    Jenis kamera ini adalah yang paling popular dikalangan pemotret amatir maupun professional. Fasilitas kamera ini bermacam-macam sehingga memungkinkan untuk berkreasi sesuka hati, selain itu lensanya juga dapat ditukar-tukar. Ukuran film yang digunakan adalah 35mm. Sistim kerja menggunakan sebuah cermin refleks dan penta prisma. Contoh: Nikon FM10, Canon AE-!, Asahi Pentax, Vivitar V3000S.

  1. Roll Film Single Lens Reflex

    Jenis kamera ini sangat mirip dengan kamera SLR/RLT biasa, hanya berbeda ukuran film yang digunakan yaitu film roll. Contoh: Hasselblad ELX, Mamiya RB 67, Rolleiflex 66, dll.

  1. Kamera Twins Lens Rreflex (TLR) atau Refleks Lensa Kembar (RLK).

    Kamera jenis ini mempunyai dua buah lensa, satu digunakan sebagai pengamat (viewing lens) dan yang lainnya sebagai lensa obyek (object lens). Kamera ini biasanya menggunakan film roll atau ada juga menggunakan film kaset 35mm. Contoh; Yashicamat, Rolleiflex, Mamiya C220, dll.

  1. View kamera

    Kamera jenis ini adalah kamera yang dirancang khusus untuk keperluan professional, karena memiliki fleksibilitas yang jauh lebih luas dibandingkan dengan kamera jenis lainnya. Tetapi cara pengoprasian kamera ini rumit, sehingga hanya sedikit sekali yang berminat. Contoh: Horseman, Combo, Toyo View, dll.

  1. Pocket Kamera

    Kamera ini merupakan kamera sederhana dengan fasilitas terbatas dan menggunakan jenis film kaset ukuran 110. Contoh: Fujica, Kodak, dll.

  1. Instant Picture Kamera

    Jenis kamera ini yang lebih dikenal dengan kamera Polaroid atau istilah awamnya kamera foto langsung jadi. Kamera ini sifatnya membuat gambar seketika (instant). Film yang digunakan dari jenis instant paper atau film Polaroid. Banyak digunakan oleh pemotret keliling di lokasi wisata.

    Lensa

    Lensa merupakan mata bagi kamera yang melihat suatu obyek yang akan direkam ke dalam film (pita celluloid). Melalui lensalah obyek akan menjadi bayang laten yang terbentuk pada permukaan film dan menjadi bayangan nyata pada saat proses cuci.

    Ada 4 hal penting dalam pemilihan lensa, yaitu:

  1. Mounting; merupakan ujung lensa yang berfungsi untuk menyambungkan lensa dengan kamera. Mounting terdiri dari tipe ulir, bayonet, atau tipe lainnya. Setiap kamera dan lensa memiliki standar masing-masing.
  2. Accessories ring; yaitu diameter ting depan lensa yang dapat dipasang peralatan tambahan (assesoris) lensa semisal filter, tudung surya, chockin, dll. Ukuran ring ini bermacam-macam antara lain: 49mm, 52mm, 55mm, 60mm, 72mm, 82mm, tergantung jenis lensa yang digunakan.
  3. Focal Length; yaitu angka panjang focus lensa. Hal ini menentukan karakteristik lensa. Makin kecil bilangan ‘mm’nya makin lebarlah sudut pandang (picture converage) yang diperoleh, selain itu ruang tajam yang dimilikinya semakin besar.
  4. Diafrahma (f stop); besar kecilnya angka f stop ini menentukan kekuatan dari lensa tersebut. Makin kecil f stopnya makin kuat lensa tersebut. Kuat lensa adalah kemampuan sebuah lensa untuk meloloskan cahaya melalui peralatan optic lensa tersebut. Makin banyak cahaya yang dapat diloloskan maka semakin baiklah lensa tersebut.

    Menuru jenisnya lensa terdiri dari: lensa normal (normal lens), lensa sudut lebar (wide angle lens), lensa tele pendek (medium tele/portrait lens), lensa ultra sudut lebar (ultra wide angle lens), lensa mata ikan (fish eye lens), lensa tele panjang (telephoto lens), lensa tele super panjang (super telephoto lens), lensa tele refleks (reflex telephoto lens), lensa zoom (zoom lens), dan lensa khusus (special purpose lens).

    Begitu banyaknya jenis lensa yang ada saat ini, namun yang akan diketengahkan disini hanya empat jenis lensa saja, yaitu:

      1. Lensa Norma (Norma lens)

    Lensa ini biasanya merupakan perlengkapan lensa standar yang dikeluarkan oleh pabrik pada saat kita membeli kamera SLR 35mm. Ukuran panjang fokusnya adalah 50mm, namun ada juga yang berukuran 40mm. Hasil tangkapan gambar ini adalah penampakan yang sesungguhnya terlihat oleh mata biasa.

      2. Lensa Sudut Lebar (Wide Angle Lens)

    Lensa sudut lebar memiliki ukuran panjang focus 24mm, 28mm, dan 35mm. Lensa ini digunakan untuk menangkap gambar yang luas semisal pemandangan dan untuk pemotretan di dalam ruangan yang sempit. Sudut pandang yang dihasilkan adalah 84, lebih kecil dari obyek aslinya, gambar luas 74 dan mempunyai kedalam ruang tajam yang luas.

      3. Lensa tele (Telephoto lens)

    Lensa tele sebagai lensa pengintai karena lensa ini dapat menangkap obyek yang jaraknya cukup jauh sekalipun, sehingga sering digunakan oelh paparazzi untuk memotret dari jarak yang cukup jauh. Lensa ini sangat cocok dan sering digunakan untuk foto potret orang atau model. Karena dapat menghasilkan blur (latar belakang kabur) dan ruang tajam yang kecil. Ukuran lensa tele beragam, antara lain : 85mm, 105mm,135mm,180mm, 200mm, 300mm, 400mm, 600 mm,1000 mm.

      4. Lensa zoom (Zoom Lens)

    Jenis lensa ini merupakan gabungan beberapa jenis lensa yang ada dengan jangkauan dan sudut pandangan yang berbeda. Oleh sebab itu lensa ini harganya lebih mahal dari jenis-jenis lensa yang lain. Tapi penggunaan dengan lensa ini mempunyai banyak keuntungan karena kita tidak perlu repot-repot menukar lensa untuk sebuah obyek yang akan difoto. Kita tidak perlu mengubah-ubah posisi dan jarak pemotretan. Cukup hanya menggeserkan posisi panjang focus lensa. Variasi pada lensa zoom sangat banyak jenisnya, antara lain: 35-70mm, 28-80mm, 28-105mm, 28-210mm, 80-200mm, 50-300mm, 200-600mm. Pemakaian untuk lensa ini sangat cocok digunakan untuk tugas-tugas jurnalistik dan foto-foto olahraga.

    Perangkat utama fotografi adalah kamera, untuk bisa memotret maka kita juga perlu mengenal bagian-bagian kamera. Kamera SLR/RLT dan jenis dan tipe yang paling populer yiatu:

      1. Badan kamera (kamera body); bagian yang membentuk sebuah kamera.

      2. Lensa (lens); bagian berbentuk tabung/silinder yang terdiri dari sususnan optik.

      3. Tombol rana (shutter release button); bagian yang terletak pada sisi atas kanan kamera berupa tombol.

      4. Ring pengatur kecepatan rana (shutter speed dial); bagian yang terletak pada sisi kanan atas (pendekatan dengan tombol rana), badan kamera yang terdiri dari angka-angka B, 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000. Angka kecepatan ini tergantung pada jenis dan merk kamera.

      5. Ring pengatur kepekaan film (film speed dial); tombol yang terletak pada bagian atas kamera yang dapat diputar sebagai penunjuk kecepatan film yang digunakan. Terdiri dari angka standar ISO 12, 25, 50, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200,…

      6. Ring pengantur diafrahma (diafrahma ring); bagian yang terletak pada tbung lensa yang merupakan bukaan angka-angka penunjuk diafrahma. Angka-angka ini biasa disingkat dengan ‘f’ yang terdiri dari angka 1.4, 2, 2.8, 4, 5.6, 8, 11, 16, 22, 32.

      7. Skala ruang tajam (dept of field scale); bagian yang terletak pada tabung film berdekatan dengan ring pengatur diafrahma yang terdiri dari susunan angka: 16, 11, 8, 4 ^ 4, 8,11,16

      8. Lubang pengamat / celah pengintai (View Finder); adalah kaca yang terletak pada belakang kamera yang berfungsi sebagai celah pengintai.

      9. Tabir film / penutup (focal plane); bagian berupa tirai yang menyekat / menutup antara lensa dan film. Terletak di dalam kamera.

      10. Pengokang film (film advance lever); bagian yang dapat ditarik yang terletak pada bagian kanan atas kamera.

      11. Tombol penangguh waktu (self timer lever); bagian yang berfungsi untuk menangguhkan saat pemotretan selama beberapa detik. Biasanya terltak pada bagian depan kamera.

      12. Engkol penggulung balik (film rewind crank); bagian yang berfungsi untuk menggulungkan film yang telah terpakai. Letaknya berada pada bagian kiri atas kamera dan lengkapi dengan engkol penggulung yang dapat dilipat.

      13. Sepatu panas blitz (hot shoe); bagian yang berada pada tenggah kamera yang terdiri dari bulatan logam sebagai alat pengontak lampu kilat dengan mekanisme kamera.

      14. Terminal kontak blitz (flash terminal); bulatan sekunder stekker sebagai tempat penyambung kabel lampu kilaat ke badan kamera.

      15. Cermin (mirror); bagian yang terletak di dalam ruang pencahayaan pada kamera yang berfungsi sebagai reflector bayangan dari lensa ke jendela pengamat.

      16. Wadah batere (battery compartment); terletak di bagian bawah kamera, atau dibagian depan kamera, dan pada jenis kamera tertentu terletak di bagian dalam kamera di bawah cermin.

      17. Tombol pengukur cahaya (light meter switch); biasanya terpasang langsung pada tombol rana, yang jika ditekan setengah akan mengaktifkan indicator atau alat pengukur cahaya.

      18. Tombol pelepas film (film release button); tombol yang terletak pada bagian bawah kamera di sebelah kanan. Jika tombol ini ditekan, maka roda gigi pengait film akan berada pada posisi bebas dan film siap untuk digulung balik dengan tombol penggulung film.

    Peralatan tambahan pendukung kamera

    Dalam dunia fotografi banyak fasilitas tambahan untuk mendukung dan memudahkan pemotretan agar dapat menghasilkan foto-foto yang baik dan berkualitas. Adapun alat-alat tambahan itu yang paling sering digunakan antara lain:

      1. Tripod (kaki tiga); berfungsi untuk menyangga kamera dan tripod inipun memiliki berbagai macam ukuran. Ada yang berukuran kecil (Lighweight tripod), ukuran sedang (standard tripod), dan ada yang berukuran besar (Large Format Tripod).

      2. Monopod (Penyangga kamera berkaki tunggal)

      3. Kabel pelepas rana (shutter release cable)

      4. Filter-filter (aksesoris tambahan) berfungsi untuk menimbulkan efek-efek tertentu pada sebuah foto.

      5. Tudung lensa (lens hood) berfungsi untuk melindungi bagian terdepan dari lensa.

      6. Tas kamera dan tempat lensa.

      7. Peralatan untuk membersihkan lensa dan kamera yang terdiri dari:

      - Brush, yaitu kuas pembersih yang terbuat dari bahan lembut dan sekaligus memiliki sarana penghembus debu.

      - Liquid lens cleaner yaitu cairan pembersih lensa.

      - Lens cleaning paper yaitu tisu pembersih lensa yang terbuat dari kertas lembut dengan bahan khusus.

      - Lens cleaning tissue yaitu kain pembersih lensa yang terbuat dari bahan halus.

Untuk menciptakan suatu karya foto yang berhasil, fotografer harus dapat membuat foto, bukan hanya memetik foto. Foto yang dibuat tentu lebih baik karena memiliki konsep yang kuat seperti memperhatikan unsur teknis foto, pencahayaan, dan kompisisi sehingga foto menjadi lebih hidup dan memiliki jiwa.

Unsur pendukung untuk membuat sebuah foto yang baik tersebut adalah komposisi. Komposisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefenisikan sebagai susunan atau tatanan. Dalam fotografi sendiri susunan atau tatanan berfungsi menciptakan jiwa (isi foto) agar foto tersebut memiliki nilai dan bermutu.

Unsur-unsur yang terdapat dalam komposisi yaitu:

      - Angle (sudut pengambilan)

    Terdiri dari beberapa macam yaitu sudut pengambilan dari bawah (frog eyes fiew /low angle), sudut pengambilan dari atas (bird eyes view / high angle) dan sudut pengambilan datar (norma view)

      - Format yaitu bentuk foto bagaimana menciptakan foto menjadi menarik dan mempunyai suasana (jiwa) dalam foto. Format sendiri terdiri dari:

      1. Format horizontal, format ini sering dipakai saat pemotretan dengan kamera SLR 135mm. Karena rancang bangun kameranya yang juga horizontal. Kesan dari foto ini cenderung tenang (kalem), luas dan statis.

      2. Format vertical, format ini dikenal dengan format tegak (berdiri) dan kesannya terasa sempit.

      3. Format diagonal, format ini disebut juga format miring untuk memberikan kesan perspektif dan lebih panjang.

      - Bingkai yaitu ruang di mana seorang fotografer akan menemukan inspirasinya. Biasanya bingkai selalu dipakai untuk wadah di mana seorang fotografer akan mengkomposisikan unsure-unsur fotografi lainnya.

      - Titik; seorang fotografer kerap membuat perbandingan antara titik dan bingkainya. Titik-titik ini akan tampil untuk menciptakan center of interset (pusat perhatian).

      - Garis; sekumpulan dari beberapa titik, hubungan terpendek dari dua buah titik disebut sebagai garis lurus. Selain garis lurus, tentu ada garis lengkung dan garis patah-patah. Baik garis lengkung maupun patah-patah terbentuk dari beberapa kumpulan titik.

      - Aksen (Warna); aksen yang dimaksud di sini adalah yang menjadi unsur yang menonjol dalam sebuah foto yaitu warna. Warna-warna dalam fotografi mempunyai pengaruh yang menentukan dalam pembentukan center of interest (pusat perhatian).

      Belajar Ilmu Foto

Joko Catur Belajar Ilmu Foto

Fotografi Indonesia, Teknik Fotografi, Belajar fotografi, Photography

Fotografi Indonesia, Teknik Fotografi, Belajar fotografi, Photography, Cara membuat foto bagus

Contoh Foto Tidak Laku Dijual, BigStockPhoto Upload Status

Contoh Foto Tidak Laku Dijual, BigStockPhoto Upload Status.

Membuat foto bagus memang agak susah bila menggunakan kamera digital biasa (Canaon IXY Digital 700). Foto ini tidak diterima oleh BigStockPhoto.com
Jual Beli Foto, Teknik Fotografi, Lintang Ayu,

Alasannya : Reason: Artifact Problems: Noise/Grain/Chromatic or other artifacts due to low light, blue or purple fringing, high ISO, over-sharpening or post processing techniques. Please view image at 100% prior to submission

Memang harus banyak belajar untuk bisa menjual foto di internet.

Cara Menghasilkan Uang dengan Menjual Foto

Cara Menghasilkan Uang dengan Menjual Foto. Cara menghasilkan uang ribuan dollar tiap bulan dari internet bermodal kamera digital dengan mengupload foto ke internet, hanya bermodal kamera anda, tak perlu buat website, mudah dan terbukti nyata hasilnya.
dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com
Dalam bisnis fotografi, persaingan semakin sulit terutama jika sedang berhadapan dengan para pakar atau yang sudah dikenal di bidang inndustri. Bagi seorang fotografer pemula atau hampir dapat dikategorikan sebagai seorang ahli, maka dapat masuk ke pasar dengan menggunakan beberapa strategi dan menghasilkan uang dengan menjual foto.
Berbagi Pengetahuan dengan cara Mengajar
Pendidikan adalah sebuah Pengajaran yang akan terus mengasah bakat bakat setiap orang dan menjadi salah satu faktor dalam menggali potensi yang dimiliki seseorang. Pada umumnya, Guru dengan mudah dikenal sebagai ahli karena mereka telah memiliki kemampuan terhadap apa yang hendak mereka ajarkan. Seseorang bisa mendapatkan gelar tersebut ketika mengikuti suatu lokakarya dan menawarkan untuk mengajar fotografi. Bergabung dengan sebuah klub, sukarelawan untuk mengajar anak-anak muda, menampilkan diri sebagai pembicara dalam lokakarya fotografi jika demikian, maka dapat berbagi tips berharga, pengetahuan dan wawasan mengenai keterampilan fotografi. Menjadi seorang guru dapat meningkatkan potensi seseorang untuk menghasilkan uang dengan menjual foto.
Hasil Foto dapat Dicetak dan Diterbitkan
Cara lain untuk menambahkan kredibilitas sebagai seorang fotografer adalah dengan mencetak dan menerbitkan sebuah karya. Selain itu juga harus dapat menemukan suatu cara untuk menampilkan foto apakah dalam bentuk cetak atau elektronik seperti blog atau e-book. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas seorang fotografer dan orang-orang akan melihat karya-karyanya. Luangkan waktu untuk bergabung dengan forum fotografi dan merekomendasikan berbag\ai teknik. Tinjauan posting atau komentar mengenai fotografi terbaru gadget atau gaya juga dapat menarik perhatian yang lebih tinggi. Cepat atau lambat, setiap orang yang melakukan hal tersebut akan diposisikan sebagai seorang ahli selama mereka tetap konsisten dan berdedikasi untuk kerajinan fotografi.
Promosikan Diri
Semua Itu belum cukup jika ingin bergabung dalam sebuah pameran atau merebut perhatian dalam lokakarya fotografi. Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana cara menciptakan citra bahwa orang akan melihat dan ingat hasil karya tersebut. Salah satu cara untuk dapat mencapainya adalah dengan mengirimkan hasil karya kepada media cetak atau menawarkan layanan sebuah untuk mendapatkan pasar yang luas. Ini dapat sangat membantu dalam mendapatkan satu identitas di bidang industri fotografi dan dianggap sebagai ahli. Jika telah mendapatkan status tersebut, tidak hanya biaya setingkat lebih tinggi per proyek tapi juga bisa menghasilkan uang dengan menjual foto.

Anda punya koleksi foto atau gambar yang bagus? Kenapa tidak dijual saja di Internet? Supaya bisa dapat Dollar Tiap Bulan?Jual saja ke :

dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com
Joko Catur
Sabtu, 09 Januari 2010

Menjual Foto Sesuai Pesanan, harga terendah foto $50

Fotografi adalah salah satu medium yang populer beberapa tahun kebelakang, sejak kamera digital banyak digunakan dan harganya terjangkau, kini tidak hanya para profesional tapi amatir menjadi addict pada kegiatan yang satu ini.

Dengan kemajuan internet, kini kolaborasi antara fotografi dan web-based platform mengangkat lebih jauh para fotografer ke tingkat selanjutnya. Berita foto, foto profesional dan hasil karya foto amatir kini beredar luas di dunia cloud.

Bisnis stock foto pun kini telah merambah ke Indonesia, jika dulu kita hanya mengenal iStockphoto, fotolia.com, dreamstime.com, featurepics.com, bigstockphoto.com
123rf.com, texturevault.net dan Shutterstock, kini aplikasi seperti AyoFoto dan beberapa situs yang menampilkan karya-karya foto juga menyediakan foto untuk para photostock buyer.

Tapi ada satu situs yang membawa sebuah pola baru dalam proses tawar menawar foto, situs itu adalah FocalPop.

FocalPop adalah web-based platform yang mengunakan sistem crowdsource dalam proses intinya. Aplikasi
ini memungkinkan para pembeli foto untuk mendapatkan foto yang mereka inginkan secara pas dan sesuai,
dengan cara mengirimkan pada crowdsource detail foto seperti apa yang dibutuhkan.

Secara sederhana, proses penawaran foto dimulai dari pencari foto atau buyer/seeker, mereka menuliskan request jenis foto, lengkap dengan detail yang diinginkan dan jumlah harga yang akan mereka bayar untuk hasil foto terbaik, dan mencantumkan juga deadline, lalu meng-upload request ini melalui FocalPop. Lalu FocalPop akan memberitahu komunitas fofografi tentang request buyer ini, kemudian fotografer yang merasa tertarik untuk mengirimkan foto sesuai dengan detail yang diminta, kemudian mengupload foto mereka.

Setelah waktu deadline, maka seeker atau buyer akan memilih foto yang sesuai dengan keinginan mereka,
dan membayar FocalPop sesuai dengan yang telah disepakati, FocalPop akan mengirimkan hasil foto
dalam resolusi tinggi untuk seeker/buyer lalu FocalPop akan membayar fotografer yang hasil fotonya terpilih.

Proses ini unik, karena menjembatani kebutuhan dua belah pihak yang sering kali menemukan jalan buntu. Buyer tidak menemukan atau kesulitan mencari foto yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan fotografer tidak mengetahui secara pasti, sebenarnya foto seperti apa yang dibutuhkan atau laku dijual. Dengan mengirimkan request pada crowdsource, efesiensi tentang tema apa yang diinginkan serta spesifikasi kebutuhan foto bisa di maksimalkan.

Tentang komisi, FocalPop memberikan komisi minimun sebesar 70% dengan harga terendah foto $50. Sejak
kemunculannya FocalPop telah menarik berbagai user dari 63 negara dan terus bertumbuh, tema-tema request pun terus bertambah.

Industri foto di tanah lokal pun terus bertumbuh, bahkan telah menjadi gaya hidup, para profesional pun terus berdatangan, saya kebetulan tadi membaca salah satu artikel di majalah tentang pengusaha muda terbaik asia, dan salah satunya adalah seorang fotografer yang mengembangkan bisnis fotografi.

Di Indonesia setidaknya ada juga beberapa web based aplication yang berfokus pada fotografi, seperti Fotokita, Citizen Kompas, AyoFoto, yang terakhir ini penggunanya cukup besar dan menampilkan juga stock foto untuk dijual.

Internet memang bisa dikolaborasikan dengan hampir apa saja, termasuk fotografi.

Tertarik untuk membuat startup berbasis fotografi ? Atau anda punya pendapat lain dengan web based apps berbasis fofografi, jangan sungkan untuk share pendapat anda pada kolom komentar.

fotolia.com
dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com
istockphoto.com
texturevault.net
Joko Catur Jual Beli Foto

Teknik Fotografi, High Dynamic Range, Astrophotography, Ghost effect

Teknik Fotografi, High Dynamic Range, Astrophotography, Ghost effect

Ghost effect

Saya coba kasi contoh effek "ghost" trail dengan menggunakan normal flash dan Rear Sync flash.

Data:

  • FL = 50mm
  • F-Number = F/3.2
  • Exposure Time = 1/3 sec.
  • ISO speed = 200
  • Handphone digerakkan dari kiri ke arah kanan.

Berikut hasil dengan normal flash: (terlihat objek yang ditangkap "ketinggalan")

Teknik Fotografi

Berikut hasil dengan Rear Sync: (Hasil yang benar, objek di depan, dan bayangan di belakang)

Teknik Fotografi

Dengan menggunakan Rear Sync maka effect Ghost Trail dihasilkan dengan benar.


Zoom Burst

Teknik ini adalah dengan memanfaatkan long shutter antara 1/20 sampai 1/60 dengan menempatkan focal range ke maksimal, kemudian setelah shutter dilakukan, zoom ring lensa dikurangi ke range kecil.

Teknik Fotografi


High Dynamic Range

High Dynamic Range atau sering disebut HDR merupak teknih fotografi untuk mendapatkan objek gelap dan terang sehingga menghasilkan kesan dynamic range. Secara umum untuk menghasilkan foto HDR adalah dengan mengambil suatu objek dengan tingkat exposure yang berbeda-beda, kemudian gambar tersebut digabungkan. Untuk menjaga agar pengambilan gambar yang konstan sebaiknya menggunakan tripod atau continous shoot.

Teknik Fotografi

High Dynamic Range

Astrophotography

Ini merupakan tipe photography yang mengkhususkan dalam mengambil objek-objek astronomi di langit seperti bulan, matahari, bintang, dan objek langit lainnya.

Teknik Fotografi

solar eclipse tanggal 26 januari 2009

Bokeh

Ini merupakan salah satu teknik fotografi untuk menghasilkan efek back atau front image yang blur.

Foto yang bokeh dapat dihasilkan dengan menggunakan 3 pendekatan ini:

1. Bukaan besar dari lensa (large arperture)

2. Penggunaan lensa macro

3. Penggunaan lensa tele photo

Teknik Fotografi

Bokeh dengan penggunaan lensa macro

Joko Catur Teknik Fotografi

Teknik Fotografi, metering, tips, white balance

Teknik Fotografi, metering, teknik fotografi, tips, white balance.

Putih sebagai Standar Warna

Mungkin ada yang pernah memotret obyek, kemudian menyadari bahwa kamera merekam warna yang salah. Warna merah berubah menjadi jingga, atau hijau menjadi kuning. Ini mungkin disebabkan oleh kesalahan kamera dalam memilih warna putih.
Kamera sebenarnya tidak benar-benar mengenali warna. Yang ditampilkan oleh kamera adalah seberapa jauh perbedaan frekuensi cahaya pantulan dari suatu obyek terhadap suatu frekuensi cahaya lain yang menjadi standar pembanding. Pemahaman mengenai proses reproduksi warna ini sangat penting dalam fotografi yang meemerlukan tingkat akurasi warna tinggi, misalnya dalam foto produk, warna kain, grafis cahaya, dsb.
Berikut ini adalah foto dari obyek yang sama, dipotret dengan beberapa mode white Balance yang berbeda:
Teknik Fotografi

Auto White Balance

Teknik Fotografi, metering, teknik fotografi, tips, white balance.
Warna putih dipilih sebagai standar pembanding karena warna ini bersifat netral. Pada kondisi cahaya berfrekuensi lengkap, warna putih akan memantulkan semua frekuensi cahaya, sehingga obyek berwarna putih adalah obyek yang memantulkan cahaya dengan intensitas paling tinggi. Namun karena sifatnya yang netral, putih akan merah jika diterangi oleh lampu berwarna merah, tampak biru di bawah cahaya lampu biru, dan seterusnya. Berdasarkan kondisi tersebut, Auto-WB pada kamera diatur untuk mengenali 'pantulan obyek dengan intensitas tertinggi' dan menggunakannya sebagai standar warna 'putih' untuk melakukan koreksi warna.
Akibatnya, pada kondisi-kondisi tertentu, kamera dapat mereproduksi warna yang keliru karena tidak ada benda berwarna putih pada obyek yang ditangkapnya. Dalam kondisi ini diperlukan kecermatan fotografer untuk membantu kamera melakukan koreksi warna.

Preset White Balance


Untuk melakukan koreksi warna, biasanya tersedia beberapa pilihan Preset WB pada kamera digital. Misalnya:
  • Fine, digunakan pada kondisi pemotretan outdoor siang hari dengan kondisi cahaya matahari terang
  • Shade,atau dalam beberapa tipe disebut Cloudy digunakan pada kondisi pemotretan outdoor dengan kondisi matahari terhalang atau tertutup awan
  • Fluorescent, digunakan untuk pemotretan dalam ruang dengan pencahayaan lampu neon
  • Incandescent, digunakan untuk pemotretan dalam ruang dengan pencahayaan lampu pijar/ tungsten

Pada dasarnya, urutan dari Fine sampai ke Incandescent didasarkan pada perbedaan suhu dari setiap warna cahaya. Penjelasannya akan disampaikan di bawah.

Kelvin White Balance


Kelvin WB, biasanya terdapat pada kamera DSLR profesional, didasarkan pada pemahaman fisika bahwa benda dengan suhu tertentu akan memancarkan cahaya dengan frekuensi tertentu pula. Cahaya matahari dipancarkan oleh benda dengan suhu 5500K. Lampu neon memiliki suhu 4000K, lampu pijar 3000K.
Kesalahan dalam pengaturan derajat Kelvin akan menghasilkan warna yang keliru. Patokannya:
  • Jika foto yang dihasilkan berwarna kebiruan, berarti setting temperatur terlalu rendah
  • Jika foto yang dihasilkan berwarna kekuningan, berarti setting temperatur terlalu tinggi


Custom White balance


Pemilihan pengaturan WB dengan Preset atau kelvin mungkin dianggap ribet saat fotografer tidak bisa memutuskan setting yang tepat. Beberapa kamera dilengkapi dengan pilihan Custom WB sebagai alternatif terakhir. Pada setting ini, kamera digunakan untuk memotret dan merekam warna yang dijadikan standar putih, dan selanjutnya warna ini akan digunakan untuk melakukan koreksi warna untuk obyek yang lain. Jadi fotografer cukup mengantongi selembar karton putih sebagai standar jika sewaktu-waktu diperlukan.
Uniknya, dengan cara ini, bisa digunakan warna lain selain putih sebagai standar, sehingga dapat dihasilkan 'false color' - kesalahan tonal warna yang disengaja untuk mendapatkan mood bagi sebuah foto. Misalnya untuk memperoleh kesan 'hangat' foto dibuat bernuansa kekuning-kuningan. Sebaliknya, untuk memperoleh kesan 'dingin' foto dibuat bernuansa kebiru-biruan.

Lalu seperti apa sebenarnya warna obyek yang saya potret di atas?
Dengan Custom WB pada sebuah karton putih, ini hasilnya:
Teknik Fotografi, foto bagusTeknik Fotografi, metering, teknik fotografi, tips, white balance.
Joko Catur Teknik Fotografi

CARA MEMBUAT FOTO BAGUS

BAGAIMANA SIH CARA MEMBUAT FOTO BAGUS ?

Earn Money Selling Photos on the Internet. Online stock agencies: dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com
Pertama-tama sebelum memasuki pembicaraan tentang fotografi dan cara membuat foto yang bagus, maka kita harus menyepakati arti kata bagus itu dulu. Pengertian bagus sangatlah subyektif dan relatif. Karena bagus bagi seseorang belum tentu bagus bagi yang lain. Meskipun demikian, ada benang merah yang bisa kita terapkan untuk mendasari kita menilai sebuah foto.


Dasar penilaian obyektif dalam menilai sebuah foto adalah teknik-kreatif-komunikatif.


Persoalan teknik menjadi pondasi penciptaan karya foto.

Jika kita melihat sebuah foto tidak fokus, maka foto tersebut tidak bisa kita sebut bagus. Jika pencahayaannya kurang (under exposure), maka secara teknik juga jauh dari bagus. Masalah fokus, pengukuran exposure, pemilihan lensa, kesalahan pemilihan resolusi image, ISO tidak tepat, white balanced menyimpang, dan persoalan lain seputar pengoperasian kamera, adalah ketrampilan penguasaan teknik. Dalam hal ini seorang fotografer harus menguasainya dan menjadi basic atas ketrampilan berikutnya.

Masih di wilayah teknik, adalah penguasaan ketrampilan menata lighting. Fotografi tanpa lighting bukanlah fotografi. Cahaya dibutuhkan fotografer seperti kebutuhan pelukis atas cat atau tinta. Menurut akar katanya, fotografi adalah melukis dengan cahaya. Tidak ada cahaya, fotografer tidak bisa memotret.


Fotografi mau tidak mau adalah salah satu media bagi bahasa komunikasi visual yang masuk dalam khasanah seni rupa. Dengan kamera dan cahaya, seorang fotografer mengungkapkan ide, gagasan dan pesan kreatifnya. Ungkapan kreatif-artistik tersebut dapat terwujud dengan baik, jika penempatan obyek di dalam viewer tertata baik komposisinya. Penataan komposisi ini menjadi basic atas hasil sebuah foto terlihat indah atau tidak. Penataan komposisi yang tidak tepat menjadikan sebuah foto kehilangan gregetnya.


Adalah omong kosong belaka jika belajar fotografi hanya dengan menguasai teorinya saja dengan tidak pernah melakukan pemotretan. Kesempurnaan hanya dapat dicapai dengan banyak latihan. Latihan terbaik adalah memotret. Bawalah kamera kemanapun kita pergi. Potretlah apa pun yang menurut kita layak kita potret. Lakukan pemotretan dengan dasar-dasar teori yang pernah dipelajari. Lakukan pemotretan dengan jangan asal jepret. Sebelum memotret lakukan pengamatan terlebih dahulu.

Lihat, amati, pertimbangkan, arahkan kamera, pilih mode operasional kamera yang sesuai, tunggu saat yang tepat, baru jepret. Pemotretan yang asal jepret akan menghabiskan kapasitas memory card. Selain itu juga akan menjadikan kita sibuk setelahnya, karena akan banyak foto yang akan kita delete. Belum lagi dengan usia kamera yang makin menyusut, karena pemakaian yang berlebihan.

Setelah kita menguasai teknik operasional kamera, lighting, dan komposisi, maka kita tidak akan kesulitan untuk mencoba berkata-kata dengan bahasa fotografi. Masalah teknik adalah tata bahasa. Foto adalah media komunikasi visual. Untuk dapat menguasai bercerita dengan foto maka kita harus menguasai tekniknya dulu. Jika belum apa-apa kita pengin ngomong dengan fotografi padahal kita belum mengerti tekniknya, maka kita berlaku seperti anak kecil yang baru belajar ngomong dan mengeluarkan semua kata yang dikuasainya. Akibatnya, orang lain pun tidak mengerti maksud dari si anak tadi.


Oleh karena itu, belajar teknik adalah mutlak perlu. Belajarlah secara bertahap. Step by step. Jangan tergesa-gesa melangkah ke anak tangga berikutnya jika anak tangga terbawah belum dijejak. Bila memaksa diri maka kita akan menjadi frustrasi dan akan kehilangan kenikmatan melalui proses pembelajaran yang benar. Pelatihan fotografi membutuhkan proses. Belajar fotografi membutuhkan pemahaman teori dan pengendapan rasa. Meskipun tidak ada cara instan belajar fotografi, namun ada cara mudah mencapainya.

Cara termudah belajar fotografi adalah dengan dipandu fotografer senior yang menguasai cara mengajar dengan benar. Banyak fotografer hebat, namun belum tentu hebat ketika mengajarkan ilmunya.

Belajar fotografi bisa secara otodidak, namun akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan tidak ada yang mengevaluasi atau membetulkan jika kita salah. Cara termudah adalah dengan bimbingan fotografer lain.

Hanya masalahnya apakah kita dapat mengganggu fotografer senior dengan pertanyaan-pertanyaan kita kapan pun kita mau? Tentu saja tidak! Oleh karena itu pilihlah pembimbing yang memang meluangkan waktunya untuk membimbing pemula. Pilihan terbaik hanyalah melalui kursus fotografi online. Kapan pun kita punya masalah, kita bisa melayangkan email dan meminta penjelasan. Simple dan flexible.

Menjadi seorang fotografer adalah masalah pilihan. Kita mau menjadi fotografer yang mampu membuat foto-foto cantik atau cukup puas dengan foto-foto asal jepret. Jika kita ingin membuat foto indah maka kita harus belajar dengan melalui tahapan tadi. Bila kita hanya ingin memotret dengan asal jepret, maka Anda membuang waktu dengan membaca artikel ini

Tempat Saya Biasa jual Foto, Anda juga bisa ikut jual foto dengan syarat fotonya Bagus,tak ada salahnya bila mencoba :
dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com

Jumat, 08 Januari 2010

Earn Money Selling Photos on the Internet

Earn Money Selling Photos on the Internet. Online stock agencies: dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com
Got a digital camera? Now you can earn money selling your pictures on the Internet! If you have a good eye and if you are a creative person, you can generate very nice monthly income by selling your pictures on stock photography web sites. Personally, I am receiving checks and PayPal transfers for few hundreds bucks every month and you can do it too. At least, it pays you back for all that nice and expensive photographic gear you have purchased last year.

I truly love online stock photography Internet phenomenon, since it is the first in the world and probably the only business model which allows amateur photographers like you and me to earn some money from they lovely hobby. In fact, if you are a talented photographer and you shoot hundreds of pictures every month you can earn a very significant part of your living by shooting high quality creative pictures for stock photography agencies.

There are many stock photography sites that will be happy to sell your photos and share with you the received revenues. iStockPhoto, ShutterStock, Fotolia, BigStockPhoto and CanStockPhoto are just few stock sites to name. All stock sites allow you to register for free as their submitting photographer and start uploading your work to their banks. However, be aware that many sites will ask you to provide detailed personal information such as a scan of you picture ID or passport. Also, at many sites you will be requested to sign and fax back a signed copy of the site’s ’submitter agreement’. These requirements are part of continuous effort of limiting the image fraud on the Internet and protecting both image buyers and image copyright owners from the fraudulent behavior.

Earn Money Selling Photos on the Internet. In addition to the submitters authentication, many stock photo sites will ask you to pass a professional online test, which should verify that you have all the required photographic skills and that you understand rules of the game on stock photography market. Do not be afraid of that test. If you know the difference between shutter speed and the aperture and if you can explain what is DOF you will pass this test for sure. And the basic stock photography rules are quite simple:
Earn Money Selling Photos on the Internet.
1) Do not submit images that include any copyrighted material Avoid photographing company logos, trademarks, third-party images and brands.

2) Provide a model release for any recognizable person in your image Each site has its own standard model release form that you have to fill in and send along with each image containing a recognizable person. It could be a good idea to keep handly printed copies of model releases for all the sites where you submit your photos. When you shoot a person, do not forget signing her on one or more model releases! Note, that most sites will also ask you for the copy of model’s ID, the witness signature and a copy of witness picture ID. Keep all this in your mind when you prepare a stock shooting session

3) Editorial content Some stock photo agencies, e.g. ShutterStock has a separate section / category for editorial images. Different rules set apply for editorial content. Editorial content can be used only in news and therefore editorial images do not require model releases and can include copyrighted material. So, if you have shot a carnival in Brazil do not throw out all your pictures because you do not have model releases for all these people. You still can submit your images as editorial content at some stock photography sites. However, be aware that there are not too much buyers for this type of content and the submitters’ competition could be tight.

4) Use appropriate lighting and composition This is common sense, but I will mention it anyway. Your images compete for the buyers attention with images created by highly qualified talented professional photographers which shoot for years, own nice equipment and definitely know how and when use it. You must think creatively in terms of lighting and composition, otherwise your images will never sell.

For instance, if until now you relied on built-in camera flash as a proper source for indoor lighting it is a time to change your mind. Go to the stock sites and take a look how other photographers use light in their work. You will probably need to switch to some more professional sources of lighting for your indoor photography. Again – be creative and you will win the war for the buyers’ attention and buyers dollars!

5) Images format must be JPG at most sites, typically starting from 2 megapixels and with max file size of 8-10 MB

6) Properly prepare your images before uploading them to stock photo sites First of all it means digital editing. There are many software applications that can help you to edit your image, starting from the industry standard de-facto Adobe Photoshop tool, followed up by the newest and much cheaper than Photoshop Adobe Lightroom and ending up with Google’s Picassa, which is very limited in its editing capabilities, but is available free of charge. Do your best editing your pixels. In many cases some light extra-saturation will help.

However, making your image look gorgeous is still not enough to create a bestselling picture. Think about buyers. Buyers still have to find your image among all the similar pictures in the web image database provided by a stock agency. It means you have to describe your image using appropriative keywords, title and description. It is important to do it before uploading images to a stock photo site, otherwise you will need to add keywords at every stock site, thus multiplying image preparation time.

Fortunately, keywords data can be inserted directly into JPG file, so the image carries its own keywords. This image metadata modification protocol is called IPTC and is implemented by some graphical applications, e.g. Adobe Photoshop. Editing IPTC data and selection of proper descriptive keywords can take significant amount of time, especially if English is not your mother tongue or if you just much better in taking pictures than in describing them in words. Buyers will never find your image if it was loosely keyworded, but the proper keywording and upload to multiple sites can take a while! Additionally, if you wish to keep the control what image was uploaded to which site and when, you might be completely lost after uploading a few tens of images.

Fortunately, there is dedicated stock photography management tool which takes care of all the issues above. ProStockMaster provides significant aid for a stock photographer by streamlining stock photography workflow. The application sports semi-automated images keywording, IPTC data editing, EXIF reading and provides simultaneous images upload to multiple leading stock photography agencies. ProStockMaster is available for free download from the product web site: http://www.prostockmaster.com. The free version is limited to 5 image uploads daily which certainly could be enough for many beginning stock photo submitters, saving them tens of hours of routine image preparation and management work in front of their computers.

7) Prices and payments – what income you can expect Most stock photography agencies pay photographers for each download (a purchase) made by the image buyer. This is a micro-payment model and the prices you get paid start as low as $0.20. However, if you were successful to create a real bestselling image you can easy hit few hundreds downloads a month, so your earning arithmetic can be $0.2 x 300 = $60 monthly for a single image. Shooting 10 bestsellers monthly could generate you $600 monthly income – definitely not a bad return on a few hours investment.

The rule of the thumb says the more images you have online in each and every stock photography agency the more images you sell and the higher monthly income you get. Typically, stock agencies send you a check or a PayPal transfer at the end of every month if you have earned more than a certain amount of cash, typically $100, during that month. Your earnings will be collected by the site until they reach this minimal payment.

Well, that’s all folks! Just take your digital camera now and go for a shooting session. Oh, - wait!, wait a second. First, open your web browser and look what other people submit to stock photography agencies. Note the most popular images and agencies suggestions for stock content categories and keep these subjects in mind when you shoot. My personal advice? Avoid flowers close-ups, typical landscapes, city scenes and buildings. Try to materialize business terms and shoot pictures which represent them,e.g. ’success’, ‘failure’, ‘partnership’. Be always creative in your work and your pictures will become online bestsellers. Good luck and happy shooting!

Useful URLs Earn Money Selling Photos on the Internet : Online stock agencies: dreamstime.com
featurepics.com
bigstockphoto.com
123rf.com